ARSITEKTUR ROMAWI 1500 SM – 100 SM
Bangsa
Romawi berasal dari masyarakat Agrikultur-militer yaitu bangsa/kaum petani yang
suka
berperang dan berekspansi
ke sekitar Laut Tengah, Eropa Utara dan Barat serta sebagian Asia dan Afrika. Bangsa
ini berasal dan berbagai macam suku bangsa yang mendiami suatu wilayah.
Kebudayaan
Romawi berawal dan seni Eropa Barat yang diambil secara komprehensif. Mula-mula
dianggap tahap dekadensi periode setelah Yunani pada bidang seni, namun secara
total menyerap nilai seni yang sudah ada dari kebudayaan tersebut dan
nilai-nilai yang terkandung ternyata sudah tidak asli dan bermutu rendah,
sehingga Bangsa Romawi bisa dianggap sebagai penyebar dan pelestari peninggalan
kebudayaan klasik, jadi dapat dikatakan sebagai Asimilator (menyatukan hasil karya
orang lain) dan bukan Kreator.
Kekaisaran
Romawi mempunyai wilayah kekuasaan yang menyebar dan berkembang (ekspansif)
di sekitar daratan
Spanyol, Armenia, Inggris hingga Mesir. Dengan demikian masing-masing daerah
tersebut diperlukan suatu
koordinator wilayah kekuasaannya (Teritorial). Akibat luasnya daerah kekuasaan, bangsa Romawi
mencetuskan kebudayaannya menjadi Internasionalisme Budaya (Cultur
lnternationalism). Perbedaan-perbedaan gaya kekuasaan teritorialnya disatukan
dalam satu gaya kepemimpinan yang dinamakan Gaya ImperiaL Kerajaan Romawi
merupakan suatu ne.gara yang digolongkan sebagai “statesmanship” yaitu bangsa yang
memiliki kemampuan sebagai negarawan (dengan kekuasaan yang bertumpu pada
kekaisaran), atau Imperium Romanium. Sedangkan Yunani dapat digolongkan sebagai
negara “negara kota atau negara federasi. Romawi dikenal sebagai bangsa yang
”love of power” sedang Yunani dikenal sebagai bangsa ”love of beauty”.
KONDISI MASYARAKAT
Sejak
dari raja-raja Etruscan pada tahun 500 SM hingga raja Julius Caesar pada tahun
100 SM
bangsa Romawi tidak pemah
mengalami masa Demokrasi seperti bangsa Yunani. Sehingga bangsa ini akan menerima
segala keputusan/gagasan dari seorang pernimpin yang paling berkuasa dan
tertinggi seperti Dewa. Tugas bagi para pemimpin yang harus diemban adalah
menaklukkan daerah-daerah perluasan sekiranya daerah tersebut mempunyai
penguasa. Konsep kepemimpinan ini menjadi konsep dasar hUkum bagi sistem
kepemimpinan kekaisaran Romawi. Kekaisaran Romawi merupakan kumpulan ’koloni
danbeberapa suku bangsa di sekitarnya diantaranya meliputi :
1.
E T R U S K A
Datang
dari bagian utara Mesopotamia, golongan Agraris dan Militeristik, konsep
ke-Tuhanan bersifat Antropomorfik (Konsep Ketuhanan yang berupaya mempersonifikasikan sifat
kekuasaan Tuhan sebagai manusia Dewa). Dalam bidang arsitektur bangsa ini sudah
mengenal konsep konstruksi yang
menggunakan sistem
struktur pendukung post dan lintel serta kubah.
2.
L A T I U M
Mempunyai
sifat-sifat patriotisme dan selalu ingin berkuasa, rasional tetapi lemah dalam
berfantasi, tidak halus, tidak sensitif dan tidak kreatif. Karya bangunan
mereka kebanyakan mengambil begitu saja dari motif-motif yang sudah ada yang
dikembangkan oleh masyarakat Yunani..
3.
C O L O N I A
Bagian
dari bangsa Yunani. Dalam bidang arsitektur bangsa ini membawa konsep
Arsitektur yang telah berkembang di Yunani dan dibawa ke dalam budaya membangun
bangsa Romawi.
4.
K A R T A G O
Masyarakatnya
dikenal sebagai nelayan. pelaut kejam, merupakan musuh bangsa Yunani.
LATAR BELAKANG KEBUDAYAAN
Kebudayaan
Romawi terbentuk berdasarkan elernen-elernen yang diambil dari kebudayaan
Yunani, kebudayaan Etruscan (engineering ability
dan utiliter architecture) dan kebudayaan Syria. Penduduk asli Romawi adalah bangsa
prajurit sejati yang suka berperang sehingga memiliki karakter yang kuat dan lebih
mencurahkan perhatiannya pada pekerjaan, negara, dewa dan juga keluarga. Bangsa
Romawi mempunyai disiplin dan ambisi yang tinggi terhadap kekayaan dan
penguasaan terhadap bangsa lain.
Beberapa
hal yang dapat dibedakan atau lebih diunggulkan dengan bangsa lain yailu:
1.
Organisasi dalam masyarakat dan negara telah terbentuk mulai dari
rakyat biasa atau prajurit hingga pimpinan yang tertinggi (kaisar).
2.
Asimilasi budaya berasal dari gabungan
kebudayaan Yunani, Etruscan dan Syria. Namun dengan perpaduan kebudayaan
tersebut muncul satu karakter atau sifat kebudayaan baru, yaitu kebudayaan Romawi.
3. Hubungan dengan masyarakat pendatang sangat
toleran dan bersifat terbuka, terutama pedagang yang berasal dari sekitar
kekuasaan Romawi. Selama penduduk pendatang mau mengikuti peraturan yang
berlaku dan menguntungkan bagi kepentingan kerajaan Romawi hubungan pendatang
dan pribumi sangat baik.
4.
Bangsa Romawi memiliki satu prinsip
yang sangat ambisius dalam hidup. Pandangan mereka
adalah hanya melalui
prinsip kerja yang keras maka akan menghasilkan apapun yang diinginkan. Ambisi
menguasai alam dan lingkungan akhirnya melahirkan satu keterampilan yang dominan
dalam konsep teknik dan ruang.
KARAKTERISTIK ARSITEKTUR ROMAWI
1.
Kemampuan dalam teknologi bangunan lebih maju dari pada bangsa
Yunani, seperti dalam
pembuatan saluran air dan
pembuatan konstruksi busur/lengkung.
2.
Penafsiran terhadap makna kehidupan dari segi fungsi dan sistem
struktur sosial sangat kompleks. Kondisi ini sangat besar pengaruhnya terhadap
perilaku, tata cara hidup dan termasuk dalam tata bangunan. Setiap aktifitas
kehidupan dalam struktur social kemasyarakatan seringkali diperingati dengan
upacara-upacara atau pesta-pesta besar.
3.
Konsep penataan bangunan dan landscape perkotaan dirancang secara integratif. Perancangan
bangunan selalu berorientasi kedalam skala yang lebih luas atau dalam skala
kota demikian juga sebaliknya.
4. Konsep perancangan menekankan pada
pengertian bahwa ruang merupakan media ekspresi
arsitektural pada skala
kota dan interior.
5.
Skala bangunan bersifat monumental atau mengutamakan kesan agung. Ekspresi
arsitekturnya terungkapkan melalui peralihan artikulasi detail.
6.
Bentuk arsitektur mengesankan keanggunan formal yang berorientasi birokratik,
tersusun secara sistematik, praktis dan variatif dalam langgam.
LANGGAM ARSITEKTUR
1.
Memanfaatkan kosa klasik Yunani sebagai motif dekorasi, bukan elemen dasar yang
mengungkap karakter ideal secara utuh.
2.
Superimposisi (menggahungkan order kiasik yang diatur dalam posisi saling
tumpang tindih untuk satu tingkatan yang berbeda) berbagai langgam, untuk
mencapai suatu totalitas sistem yang dinamis dan bentuk simbolik yang baru.
3.
Dinding sebagai bidang penerus, diperkuat dengan pembagian bidang, tekstur,
elemen vertikal dan horizontal.
4.
Kontruksi busur dan lengkung untuk gugus ruang yang kompleks.
KONSEP RUANG
1. Ruang merupakan konkretisasi dimensi waktu dan tindakan, bukan
keabadian atau keteraturan statis.
2. Ruang bersifat self-contained bukan merupakan batasan fisik belaka, karena itu harus dibentuk, diartikulasikan
dan diaktifkan.
3. Karakter lingkungan spatial terpadu, tidak ditentukan oleh ikatan
situasi geografis tertentu.
4. Artikulasi ruang merupakan kontinuitas, irama, variasi,
keteraturan, dinamis, sekuens dan aksialitas.
TIPOLOGI BANGUNAN
1. K U I L.
Merupakan
asimilasi yang berasal dan elemen-elemen arsitektur Yunani. Beberapa bentuk bangunan
tidak berdiri sendiri, diantaranya merupakan gabungan dinding pembatas ruang
yang vertikal
dengan yang melengkung dan
diatur secara aksial. Bangunan ini dipersembahka n untuk tiga serangkai dewa
Romawi (Capitol Triad) yaitu : Jupiter, Juno dan Minerva.
Salah satu kuil yang
terkenal adalah Pantheon, dibangun oleh Handrian sejak awal abad 2 SM yang diperuntukan
bagi semua dewa. Konsep ruang dalamnya menggambarkan karakteristik Kosmik
dengan model surgawi. Bangunan ini telah menjadi puncak keberhasilan arsitektur
Romawi karena Handrian telah menciptakan fase baru dalam perkembangan teknoiogi
membangun terutama nilai-nilai atau makna yang terkandung didalamnya.
Secara keseluruhan
bangunan ini memiliki dua elemen utama yaitu:
a. Rotunda.
Merupakan
suatu kubah besar yang mewadahi Cellar. Diameter atau garis tengah kubah irii
sebesar 43.6 meter.
b. Portico.
Merupakan
suatu serambi berkolom (Colonnade) dengan langgam elemen Carinthian Order.
2. B A S I L I K A
Bangunan publik dengan
sifat multi fungsi diantaranya dapat digunakan untuk bangunan administrasi,
pengadilan, bermusyawarah atau berkumpul dan tempat interaksi sosial masyarakat
kota Roma (Public Promenade). Bangunan ini ada kemiripan dengan Stoa di Yunani.
3. T H E A T E R
Masih bersumber pada
teater Yunani dengan beberapa perubahan bentuk dan metoda strukturnya. Konsep
ruangnya mengalami pergeseran orientasi yang bukan lagi dengan setting panorama
alamiah, tetapi lebih memfokuskan pada pertunjukan tersebut, akibatnya kesan
ruang dalam terasa lebih kuat terutama dengan membuat tempat duduk yang curam.
Teater ini biasanya digunakan untuk pertunjukan sandiwara realistik yang
menampilkan unsure unsur dekor, penghapusan orkes dan ukuran panggung yang
terbatas.
4. A M P H I T E A T
H E R ’H I P P O D R O M E ’C I R C U S.
Berkembang akibat
popularitas olah raga atletik, lomba kereta, pertarungan Gladiator melawan hewan
buas. Bangunan ini berdiri di atas tanah yang datar dan berhentuk ellips dengan
daya tampung untuk kurang lebih 700 orang. Bentuk dinding dengan langgam superimposisi
dan bentuk arkade yang mengelilingi sisi luar bawah bangunan. Juga terdapat
struktur basement untuk kandang, jebakan dan tempat keluarnya para gladiator.
5. R O M A N B A T H
Tempat pemandian atau
kolam yang minp dengan pemandian Turki (mandi panas-bilas-mandi spaberenang di
air dingin) dan digunakan juga sebagai tempat perkumpulan anggota klub (Social Centre). Salah satu pemandian
yang tekenal pada waktu itu adalah Bath of Caracalla rnenggunakan kontruksi
lengkung atau kubah dan beton untuk mencapai gugusan ruang yang kompleks, program
fungsional rumit karena banyaknya ruang yang diperlukan.
6. S P A L A T O ( P
A L A C E O F D I O C L E T I A N ).
Rumah tmggal para pemimpin
yang me.nampilkan karakter simetris dan bernuansa muter kekaisaran,
makna yang ditampilkan
menunjukkan peran kaisar sebagai Cosmocreator (kekuatan yang menguasai
dunia). Bangunan ini dapat
dikelompokkan dalam jenis villa dan istana.
7. F O R U M
Merupakan
unit spatial yang terbuka, umumnya berhentuk empat persegi panjang yang direncanakan
untuk kenyamanan dan menikmati urutan persepsi visual dan vista. Elemen-elemen bangunan
terdiri dan portico yang berfungsi sebagai pemersatu heterogenitas, pengatur
koinposisi aksial, penyatuan urutan ruang dalam dan ruang luar (transition space). Salah satu contoh
tipikal forum masa awal pemerintahan republik adalah Forum Romanium.
8. V I L L A ( R O M
A N C O U N T R Y H O U S E ).
Rumah berbentuk atrium
(ruang yang terpusat dan pada bagian atasnya terbuka). Merupakan sintesa dari
fungsi privat dan fungsi publik. Bagian tengah bangunan ini ditembus oleh poros
longitudinal yang bergerak dan entrance ke kebun. Contoh villa yang terkenal
pada waktu itu adalah Villa Hadrian. Sedangkan apartemen atau insulae merupakan bangunan yang bertingkat lima dengan toilet pada tingkat
satu dan WC atau KM di tempat pemandian umum.
ARSITEKTUR ROMAWI 1500 SM – 100 SM
Reviewed by Unknown
on
17.29
Rating:
Tidak ada komentar: