Intensitas kebutuhan pencahayaan alami dalam ruang


            Pada jaman modern ini semakin banyak gedung-gedung besar yang berfungsi sebagai kantor pusat, supermarket, markas komando, ruang-ruang kuliah besar dan sebagainya. Sudah tidak mempergunakan lagi cahaya matahari sebagai sumber penerangan, karena dianggap kurang dipercaya pasang surut cerah terangnya. Namun, cahaya matahari merupakan sumber penerangan yang berkedudukan mutlak, sangat penting dan harus kita manfaatkan. (Dipl.Ing.Y.B.Mangunwijaya, 1980 : 239)
            Oleh sebab itu ada kebutuhan untuk menghitung secara rasional, berapa cahaya matahari yang  sebaikknya dimasukkan kedalam ruangan yang berpangkal pada pengertian faktor cahaya siang hari maupun faktor terang langit.
Faktor Cahaya Siang hari menunjuk pada prosentase dari jumlah terang siang hari yang jatuh pada suatu titik pada bidang di dalam suatu ruangan. Perbandingan antara kekuatan terang pada titik tersebut (di dalam ruangan) dengan kekutan terang yang pada saat itu menerangi lapangan terbuka. (Dipl.Ing.Y.B.Mangunwijaya, 1980 : 240)
            Terang Langit sumber cahaya yang diambil sebagai dasar untuk penentuan syarat-syarat yang diambil sebagai dasar untuk penentuan syarat-syarat mengenai penerangan alami siang hari. (Dipl.Ing.Y.B.Mangunwijaya, 1980 : 243)
            Kejelasan suatu obyek tergantung oleh : iluminan (banyak arus cahaya yang datang pada satu unit bidang yang diterangi), ukuran obyek, dan kontras antara obyek dengan sekitarnya. Kontras antara obyek dengan latar belakang perlu tinggi agar obyek mudah dikenal. Setipa 1 % penurunan kontras harus diimbangi 15% tambahan kekuatan penerangan.(Prasasto Satwiko, 2004 :  93)
            Bukaan (jendela) sebaiknya menghadap ke utara atau ke selatan untuk memperkecil kemungkinan sinar langsung matahari masuk kedalam ruangan. Ingat pula bahwa menghindari sinar langsung matahari bukan berarti kita tidak boleh menatap ke langit. Tatapan ke langit biru dan awan-awannya pada saat-saat tertentu amat diperlukan untuk melepas pandangan dan mendekatkan pada alam. Membuat jendela selebar-lebarnya akan lebih menguntungkan daripada jendela sempit. Bila terlalu banyak cahaya, dapat digunakan tirai untuk menutup sebagian jendela agar didapat penerangan sesuai dengan yang dikehendaki. Jendela timur dan barat perlu dilindungi tirai (di sisi luar) agar panas dan sinar matahari pagi dan sore hari yang tajam tidak mengganggu. (prasasto Satwiko, 2004 : 98-99)
            Oleh karena  itu  lebar jendela agar cahaya yang masuk ke dalam ruangan cukup dapat dihitung dengan rumus :
L1= L(1 +  t/D)
L1= Lebar lubang
L = Lebar lubang Effektip
t  = Tebal tembok
D = jarak titik ukur ke bidang lubang cahaya effektip
H1 = H (1+t/D)
H1=  Tinggi lubaang
H = Tinggi lubang effektip

Ukuran standar dari pencahayaan lubang jendela :

H/D
L/D
Lubang Cahaya atau jendela
1,9
0,1
lebar 0,4 m
tinggi 3,8 m
Luas 1,52 m
0,8
0,2
Lebar 0,8 m
tinggi 1,64 m
Luas 1,31 m
0,6
0,3
lebar 1,20 m
tinggi 1,24 m
Luas 1,49 m
0,52
0,4
lebar 1,60 m
tinggi 1,04 m
Luas 1,66 m
0,47
0,5
lebar 2,00 m
tinggi 0,94 m
Luas 1,98 m

Pencahayaan Alami Siang Hari yang Baik
Pencahayaan alami siang hari dapat dikatakan baik apabila
a) pada siang hari antara jam 08.00 sampai dengan jam 16.00 waktu seternpat terdapat
cukup banyak cahaya yang masuk ke dalam ruangan.
b) distribusi cahaya di dalam ruangan cukup merata dan atau tidak menimbulkan kontras
yang mengganggu




 Tingkat Pencahayaan Alami dalam Ruang
Tingkat pencahayaan alami di dalam ruangan ditentukan oleh tingkat pencahayaan langit
pada bidang datar di lapangan terbuka pada waktu yang sama.  Perbandingan tingkat pencahayaan alami di dalam ruangan dan pencahayaan alami pada
bidang datar di lapangan terbuka ditentukan oleh :
a) hubungan geometris antara titik ukur dan lubang cahaya.  
b) ukuran dan posisi lubang cahaya.
c) distribusi terang langit.
d) bagian langit yang dapat dilihat dari titik ukur.

2.      Faktor  yang mempengaruhi pencahayaan alami
 Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari
Faktor pencahayaan alami siang hari adalah perbandingan tingkat pencahayaan pada  suatu titik dari suatu bidang tertentu di dalam suatu ruangan terhadap tingkat  pencahayaan bidang datar di lapangan terbuka yang merupakan ukuran kinerja lubang
cahaya ruangan tersebut :
a. Faktor pencahayaan alami siang hari terdiri dari 3 komponen meliputi :
1 ) Komponen langit (faktor langit-fl) yakni komponen pencahayaan langsung dari  cahaya langit.  
Contoh : intensitas cahaya
2) Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar - frl) yakni komponen pencahayaan  yang berasal dari refleksi benda-benda yang berada di sekitar bangunan yang  bersangkutan.
Contoh : bangunan-bangunan di sekitar, pepohonan, dll.
3) Komponen refleksi dalam (faktor refleksi dalam frd) yakni komponen pencahayaan  yang berasal dad refleksi permukaan-permukaan dalam ruangan, dad cahaya  yang masuk ke dalam ruangan akibat refleksi benda-benda di luar ruangan  maupun dad cahaya langit .
Contoh : warna elemen ruang.



3.      Persamaan-persamaan untuk menentukan faktor pencahayaan alami
Faktor pencahayaan alami siang hari ditentukan oleh persamaan-persamaan berikut ini


keterangan :
L = lebar lubang cahaya efektif.

H = tinggi lubang cahaya efektif.
D = jarak titik ukur ke lubang cahaya

Keterangan :
(fl)p = faktor langit jika tidak ada penghalang.
Lrata-rata= perbandingan antara luminansi penghalang dengan luminansi rata-rata
langit.
Tkaca   = faktor transmisi cahaya dad kaca penutup lubang cahaya, besarnya
tergantung pada jents kaca yang nilainya dapat diperoleh dad katalog

yang dikeluarkan oleh produsen kaca tersebut.
A         = luas seluruh permukaan dalam ruangan
R         = faktor refleksi rata-rata seluruh permukaan
W        = luas lubang cahaya.
Rcw = faktor refleksi rata-rata dari langit-langit dan dinding bagian atas dimulai
dari bidang yang melalui tengah-tengah lubang cahaya, tidak termasuk
dinding dimana lubang cahaya terletak.
C = konstanta yang besarnya tergantung dad sudut penghalang.

Rfw  = faktor refleksi rata-rata lantai dan dinding bagian bawah dimulai dad
bidang yang melalui tengah-tengah lubang cahaya, tidak termasuk
dinding dimana lubang cahaya terletak.

4. Aplikasi wujud elemen agar cahaya bisa masuk ke dalam ruang
Pada bangunan ventilasi dan orientasi matahari adalah dua faktor utama yang tekait dengan kepedulian terhadap lingkungan, karena secara langsung hal ini berhubungan dengan tingkat kenyamanan, kesehatan dan kenikmatan penghuni. Ventilasi dibuat demi menjamin tersedianya udara luar yang masuk kedalam ruangan , sebab jika pertukaran udara cukup baik, penghawaan dan pengkondisian udara dalam bangunan tidak begitu diperlukan. adapun wujud dari aplikasi bentuk elemen agar cahaya alami bisa masuk ke dalam ruangan antara lain:

a.       Ventilasi Udara
Pencahayan alami dalam sebuah bangunan dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi dari ventilasi udara dengan baik. Seperti membuat letak ventilasi menghadap ke arah matahari terbit.
b.      Glass block
Glass block dapat digunakan sebagai salah satu alternatife untuk menyalurkan cahaya matahari agar bisa masuk ke dalam rumah. Selain itu, glass block juga memberi sentuhan cahaya yang dingin pada ruangan dalam suatu bangunan.
c.      Genteng Kaca
Selain menggunakan ventilasi udara dan glass block pencahayaan secara alami dapat juga menggunakan pemasangan genteng kaca. Dan masih banyak lagi peralatan yang menunjang kenyamanan dan keamanan dari sebuah utilitas bangunan.
d. jendela

                 jendela yang biasanya terbuat dari bahan kaca akan mempermudah masuknya sinar matahari ke dalam ruangan jika penempatan dan ukurannya sesuai dengan intensitas dan kedudukan sumber cahaya di daerah bangunan itu berdiri.
Intensitas kebutuhan pencahayaan alami dalam ruang Intensitas kebutuhan pencahayaan alami dalam ruang Reviewed by Unknown on 17.21 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.